Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv

Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv – Ada banyak mitos tentang HIV yang sering diterima sebagai kebenaran. Namun mitos namanya saja tidak dapat dijamin kebenarannya dan dapat dibuktikan salah karena tidak ada fakta atau bukti yang mendukung cerita tersebut. Mitos tentang HIV dan AIDS membuat takut orang dengan HIV/AIDS (ODHA atau ODHIV) dan berujung pada stigma dan diskriminasi. Untuk mengetahui bahwa mitos yang disebarkan itu salah, kita harus memahami terlebih dahulu apa itu HIV.

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus penyebab AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel darah putih. Sel darah putih merupakan sistem pertahanan tubuh manusia yang melindungi tubuh manusia dari serangan berbagai bakteri atau virus yang membuat tubuh manusia sakit. Artinya, jika tubuh manusia adalah negara, maka sel darah putih adalah prajurit yang melindungi negara. Jadi tentunya ketika sistem pertahanan tubuh terganggu, bakteri dan virus akan leluasa menginfeksi tubuh manusia sehingga membuat orang mudah sakit.

Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv

Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv

Pernahkah Anda makan makanan yang jatuh ke lantai tetapi tidak melukai perut Anda? Atau pernahkah Anda duduk bersama teman yang sedang batuk dan Anda bahkan tidak batuk? Pasalnya, ada sel darah putih yang menyerang bakteri yang ingin menginfeksi tubuh Anda agar tidak sakit. Orang yang terinfeksi HIV telah merusak sistem kekebalan tubuhnya, sehingga bakteri apa pun dapat dengan mudah menembusnya. dan menyebabkan penyakit pada manusia. ODHA menderita berbagai penyakit seperti diare berkepanjangan, TBC, demam berkepanjangan, penurunan berat badan, batuk berkepanjangan.

Ajak Suami Obati Gonore: Pakai Kondom Aja Enggak Mau!

Virus HIV hanya hidup di empat cairan tubuh manusia, yaitu air mani, cairan vagina, ASI, dan darah. Keempat cairan tersebut mengandung sel kekebalan tubuh manusia, sehingga virus HIV tidak bisa hidup di luar cairan darah, cairan mani, dan cairan vagina. Virus HIV tidak dapat hidup di luar tubuh manusia, ketika orang tersebut meninggal maka virusnya pun ikut mati. Virus HIV tidak dapat hidup di tubuh nyamuk atau hewan lainnya. Oleh karena itu, virus ini tidak mudah menular.

Tentu saja hal ini tidak benar, namun orang dengan HIV (ODHIV) memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan masyarakat umum. Intinya adalah ODHIV harus meminum ARV seumur hidupnya. Obat-obatan tersebut berperan menekan virus sehingga virus melemah dan tidak dapat merusak sel imun tubuh. Jadi mitos orang yang tertular akan meninggal tidaklah benar karena orang yang tertular bisa hidup produktif dan menikah.

Hal ini juga tidak benar karena virus HIV tidak dapat menular hanya dengan menggunakan toilet bersama karena virus tidak dapat hidup di kotoran, urin, atau keringat manusia. Virus ini hanya hidup di air mani, cairan vagina, darah dan ASI dan hanya bisa menular jika ada jalan masuknya. Ketika virus keluar dari tubuh manusia, virus tersebut akan mati.

Virus HIV dapat menginfeksi tubuh manusia hanya jika ada pintu masuknya, seperti berbagi obat-obatan, minum ASI, dan melakukan hubungan seks tanpa kondom. Misalnya, hubungan intim adalah pintu gerbang penularan HIV karena adanya pertukaran cairan. Atau contoh lain dari berbagi jarum suntik (dengan pengguna narkoba). Namun ciuman tidak bisa menularkan HIV karena HIV tidak hidup di air liur.

Penyakit Seksual Yang Menanti Kalau Ogah Pakai Kondom

HIV bukanlah penyakit terkutuk karena HIV dapat menular kepada siapa saja tanpa memandang profesi, jabatan, perbuatan buruk atau baik. Bahkan, seorang anak pun bisa tertular. Oleh karena itu, mitos bahwa HIV adalah penyakit terkutuk tidaklah benar.

Hal ini juga tidak benar, orang yang terinfeksi HIV dan mengonsumsi ARV selama enam bulan pertama, kecil kemungkinannya untuk mendeteksi virus tersebut. Jika virus tidak terdeteksi lagi, jelas virus tersebut lemah dan tidak dapat terinfeksi kembali. Orang yang tertular dapat menikah dengan orang yang tidak tertular dan tidak akan menularinya, hanya saja pengidap HIV juga harus menggunakan kondom saat berhubungan intim untuk mencegah penularan virus kepada pasangannya.

Masih banyak lagi mitos-mitos mengenai HIV, namun ketika kita mendengar informasi yang benar dan lengkap mengenai HIV, kita tahu bahwa mitos-mitos tersebut salah. Informasi lebih lengkap dapat teman-teman temukan di website HKBP Kementerian AIDS dan channel YouTube HKBP Kementerian AIDS, dan teman-teman juga dapat bertanya melalui aplikasi messenger di akun media sosial HKBP Kementerian AIDS yaitu Facebook. dan Instagram. Bersama-sama kita akan mengakhiri AIDS pada tahun 2030. Di Indonesia, kondom masih mendapat stigma seperti alat kontrasepsi konvensional. Bahkan tak jarang dicap sebagai assisted sex atau simbol praktik prostitusi. Meski lebih luas, penggunaan kondom sangat efektif dalam mencegah penularan human immunodeficiency virus (HIV) dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.

Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv

Stigmatisasi kondom sebagai simbol seks bebas atau prostitusi masih terlihat pada beberapa kasus di Indonesia. Tahun lalu adalah E.

Hari Aids Sedunia, Momen Stop Penularan Hiv: Saya Berani, Saya Sehat!

Hal ini diungkapkan Wali Kota Makassar, M. Tentang penggerebekan kondom yang dilakukan Ramdan di beberapa toko kecil. Dia membuat aturan untuk membatasi akses kondom bagi pengguna di bawah umur.

Selain penyerangan kondom di Makassar, ada kasus lain yang tak kalah menonjolkan simbolisme kondom dengan seks bebas. Pada tahun 2013, Majelis Ulama Indonesia (MUI), diberitakan Tempo, menolak pekan kondom nasional yang diusulkan Kementerian Kesehatan. Tindakan ini dinilai sebagai dukungan pemerintah terhadap seks bebas di kalangan remaja.

“Jangan seperti di Barat. ‘Anak perempuan ditinggal, ibu dikasih pil KB’,” kata Ketua MUI Amidan Sahbera saat itu.

Padahal, kondom dan seks bebas tidak ada kaitannya satu sama lain. Tanpa kondom, hubungan seks bebas akan tetap ada, namun ada risiko jumlah orang yang tertular HIV akan meningkat. Penggunaan alat kontrasepsi ini mencegah penularan infeksi HIV. Laporan Sistem Informasi HIV-AIDS dan PMS (SIHA) triwulan II tahun 2018 yang dirilis Kementerian Kesehatan pada Oktober lalu menyebutkan jumlah infeksi HIV di Indonesia terus meningkat.

Masih Saja Ada Berita Dan Artikel Tentang Ciri Hiv/aids Yang Menyesatkan

Berdasarkan data April hingga Juni 2018, tercatat 10.830 kasus infeksi HIV dengan total kejadian 301.959. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 25-49 tahun mempunyai angka kejadian tertinggi yaitu sebesar 70,3 persen, disusul oleh kelompok usia 20-24 tahun sebesar 15,9 persen, dan kelompok usia di atas 50 tahun sebesar 7,6 persen.

76,2 persen, yaitu 3 dari 4 orang, tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom,” kata laporan tersebut.

Pelarangan, penolakan dan stigmatisasi kondom Kelompok berisiko enggan membeli kondom karena takut atau malu.

Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv

Padahal, menurut laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, pengetahuan remaja tentang cara mengurangi risiko HIV-AIDS dengan menggunakan kondom cukup baik. 51 persen remaja perempuan dan 58 persen remaja laki-laki mengatakan HIV-AIDS dapat dicegah dengan menggunakan kondom saat berhubungan seks.

Hiv & Aids Day For Women And Girl: Identify The Dangers Of Hiv & Aids

“Remaja laki-laki juga lebih populer menggunakan metode pengendalian kondom, yaitu 89% dibandingkan metode lainnya,” kata laporan tersebut. Sementara itu, metode kontrasepsi seperti suntik KB dan pil KB masih lebih populer di kalangan remaja putri.

HIV diyakini pertama kali muncul dan menyebar dari simpanse ke manusia pada tahun 1920-an. Asal muasal penyakit zoonosis ini berkembang di wilayah Republik Demokratik Kongo saat ini. Simpanse awalnya membawa virus yang disebut simian immunodeficiency virus (SIV). Menurut Avert, perburuan dan konsumsi simpanse oleh manusia menyebabkan SIV bermutasi menjadi HIV. Darah dari simpanse yang terinfeksi SIV bisa saja masuk ke luka pemburu mereka.

Kasus HIV-AIDS pertama di Indonesia ditemukan di Bali pada tahun 1987, pada seorang turis Belanda yang meninggal di RS Sangla. Lima tahun kemudian, beberapa anggota TNI yang ditempatkan sebagai penjaga perdamaian di Kamboja juga tertular HIV. Sebuah studi tahun 2009 yang dilakukan Sarri di India menemukan bahwa tujuh dari 1.929 tentara di Kamboja terinfeksi HIV, mungkin karena mereka memiliki pengetahuan yang minim tentang HIV dan pencegahannya.

Sementara itu, Krzysztof Korzeniewski dari Departemen Epidemiologi dan Penyakit Tropis Institut Kedokteran Militer Polandia melaporkan dalam penelitiannya bahwa infeksi HIV di kalangan tentara Indonesia mencapai 12 kasus di Kamboja (3,3/1000 tentara). Dari penelitian diketahui, saat itu kontak seksual antara personel militer dengan WNA mencapai 45-56 persen.

Cegah Infeksi Menular Seksual Dengan Kondom

“Semua tentara yang terinfeksi melaporkan adanya kontak seksual dengan perempuan setempat,” tulis Korzenevsky. Penularan HIV bisa terjadi karena tentara tidak menggunakan kondom saat melakukan aktivitas seksual berisiko dengan perempuan di Kamboja.

Ketika penyakit ini menjadi epidemi, militer Kamboja akhirnya bekerja sama dengan organisasi internasional lainnya untuk mengembangkan pedoman pencegahan HIV. Salah satu caranya adalah dengan mendistribusikan kondom kepada personel militer dan mempromosikan penggunaannya.

Penularan HIV melalui aktivitas seksual berisiko tidak boleh terjadi jika kelompok berisiko sadar dan bersedia menggunakan kondom sebagai alat pencegahan. Food and Drug Administration (FDA) menyebut kondom sebagai penghalang atau dinding untuk mencegah perpindahan darah, air mani, atau cairan vagina antar manusia saat berhubungan intim.

Apakah Menggunakan Kondom Bisa Terkena Hiv

Cairan tersebut mengandung HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Jika kondom tidak digunakan, virus dapat ditularkan dari pasangan yang terinfeksi ke pasangan yang tidak terinfeksi. Carey RF dkk. Sebuah penelitian tahun 1992 menguji efektivitas kondom lateks sebagai penghalang partikel HIV. Mereka menciptakan partikel seukuran HIV, mikrosfer 110 nm.

Ketahui Bagaimana Langkah Awal Untuk Penanganan Hiv

Desain sistem pengujian memperhitungkan ukuran partikel, pH, tegangan permukaan, dan waktu. Kondom dibiarkan selama 30 menit dan hasilnya menunjukkan kebocoran terjadi pada 29 dari 89 kondom yang diuji. Sebanyak 21 kondom bocor dengan kecepatan minimal 1 nl/s, disusul 7 kondom dengan kecepatan 1-6 nl/s dan 1 kondom dengan kecepatan sekitar 10 nl/s. Bahkan jika ada orang yang mengalami kebocoran, penggunaan kondom secara signifikan mengurangi penularan HIV empat kali lebih baik dibandingkan tidak menggunakan kondom.

“Apalagi sekarang teknologi sudah maju, pori-pori kondom semakin mengecil. “Kondom meningkatkan kemungkinan mencegah infeksi HIV,” jelas dokter. Firman Santoso, MD.

Menurutnya, kondom sebagai alat pencegahan infeksi HIV akan efektif jika digunakan

Apakah pengidap hiv bisa sembuh, menggunakan kondom apakah bisa mencegah hiv, apakah ciuman bisa menularkan hiv, apakah hiv bisa sembuh total, apakah hiv bisa sembuh sendiri, apakah virus hiv bisa disembuhkan, apakah penderita hiv bisa sembuh, apakah kondom bisa mencegah hiv, apakah sipilis bisa menjadi hiv, apakah hiv bisa sembuh, apakah oral bisa terkena hiv, apakah pria bisa terkena hiv

Leave a Comment