Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis

Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis – Osteoporosis merupakan salah satu penyakit tulang yang memiliki ciri unik yaitu menurunnya massa atau kepadatan tulang sehingga menyebabkan menurunnya kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya menyebabkan kelemahan tulang. Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif yang dapat menyerang siapa saja, termasuk kaum muda.

Diketahui bahwa satu dari empat wanita Indonesia berusia 50-80 tahun berisiko terkena osteoporosis. Pada tahun 2015, Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI juga menyatakan bahwa risiko osteoporosis pada perempuan Indonesia empat kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Risiko meningkat bagi sebagian besar wanita setelah menopause seiring menurunnya hormon estrogen. Osteoporosis tidak menunjukkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga akhirnya hilang atau retak di usia tua.

Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis

Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis

Tulang manusia terus mengalami regenerasi seiring berjalannya waktu, dari tulang yang rapuh hingga menjadi tulang yang baru. Saat masih anak-anak, tulang kita dapat tumbuh dan beregenerasi dengan cepat. Pertumbuhan tulang berangsur-angsur berhenti sekitar usia 16-18 tahun, dan massa tulang terus meningkat hingga akhir usia 20-an. Namun, proses ini melambat seiring bertambahnya usia. Kepadatan tulang perlahan menurun dan proses ini dimulai sekitar usia 35 tahun.

Ciri Dan Tanda Bahwa Kamu Berisiko Osteoporosis

Faktor risiko osteoporosis antara lain usia, wanita pascamenopause, riwayat keluarga osteoporosis, kurang aktivitas fisik, minum dan merokok, penyakit tiroid, asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi,

Pada sebagian orang, osteoporosis tidak menimbulkan gejala, namun terkadang ada pula yang mengalami nyeri punggung, postur bungkuk, kehilangan tinggi badan, atau patah tulang tanpa riwayat trauma atau bahkan trauma minimal, dan kejadian tersebut sering kali diketahui saat pemeriksaan.

Tulang belakang juga menjadi rentan terhadap dampak osteoporosis. Banyak pasien dengan osteoporosis mengalami patah tulang kompresi dimana tulang belakang saling tumpang tindih. Fraktur kompresi biasanya terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membungkuk atau mengangkat benda berat.

Fraktur kompresi akibat osteoporosis dapat mengakibatkan hilangnya tinggi badan sekitar 15 hingga 20 persen dari tinggi badan semula. Hal ini disebabkan oleh kondisi tulang belakang yang sejajar atau tumpang tindih. Dalam beberapa kasus, patah tulang dapat menyebabkan kifosis (

Makanan Penyebab Osteoporosis Yang Perlu Anda Hindari!

Kondisi osteoporosis semakin memburuk dan seringkali orang mengalami nyeri tulang yang terlokalisasi di area tertentu seperti punggung, pinggul, leher, bahu, dan kaki.

Nyeri akibat osteoporosis seringkali berdampak buruk pada berat badan karena membuat tubuh sulit bergerak. Kondisi ini seringkali menyebabkan terjatuh yang dapat berujung pada patah tulang, yang pada akhirnya menimbulkan siklus nyeri tambahan.

Pencegahan osteoporosis dimulai sedini mungkin untuk mencapai massa tulang yang maksimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis antara lain dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin D dan kalsium, seperti brokoli, susu, keju, pisang, jeruk, sarden, kacang-kacangan, bayam, sayuran hijau dan ikan, berhenti merokok, dan menjaga pola hidup sehat. Olahraga teratur adalah kebiasaan makan. Minimal 30 menit minimal 5 kali seminggu, menjaga berat badan ideal, waspadai nyeri tulang dan lakukan tes skrining osteoporosis pada tahap awal menopause. Osteoporosis merupakan penurunan massa tulang akibat penurunan matriks dan mineral tulang disertai kelainan struktur mikro jaringan tulang. Oleh karena itu, pada kelainan ini, kualitas tulang menjadi rendah dan tulang cenderung patah. Sel yang bertanggung jawab dalam pembentukan tulang adalah osteoblas, sedangkan osteoklas bertanggung jawab atas resorpsi tulang. Pada osteoporosis, pergantian tulang terjadi secara tidak normal, dimana resorpsi tulang melebihi pembentukan tulang. Oleh karena itu, faktor langsung terjadinya osteoporosis adalah jumlah dan aktivitas osteoklas yang menyerap tulang, yang dipengaruhi oleh mediator, yang mediatornya bergantung pada kadar estrogen. Pada osteoporosis, jumlah dan aktivitas osteoklas lebih besar dibandingkan osteoblas. Ketidakseimbangan ini mengurangi massa tulang. Patogenesis osteoporosis dibahas dengan menunjukkan teori-teori terbaru yang mencakup peningkatan diferensiasi dan aktivitas osteoklas akibat defisiensi hormon estrogen, faktor sitokin, dan pembebanan aksial. Beberapa cara untuk mendiagnosis risiko osteoporosis dan pengobatan terkini tergantung pada etiologinya juga disebutkan.

Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis

Osteoporosis merupakan penyakit tulang metabolik dimana terjadi penurunan massa tulang akibat penurunan matriks dan mineral tulang disertai kerusakan struktur mikro jaringan tulang sehingga mengakibatkan berkurangnya kekuatan tulang dan kerentanan terhadap patah tulang.

Cara Menghindarai Dan Pencegahan Osteoporosis

Penurunan massa tulang dan kerusakan struktur jaringan tulang ini erat kaitannya dengan proses remodeling tulang, yaitu pergantian tulang yang tidak normal.

Pengobatan osteoporosis progresif akibat patah tulang sangat sulit, memakan waktu lama, dan mengeluarkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, osteoporosis menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan, terutama bila terjadi komplikasi.

Artinya pembentukan tulang tidak terbatas pada fase pertumbuhan saja melainkan terus berlanjut sepanjang hidup. Sel-sel yang bertanggung jawab untuk pembentukan tulang disebut osteoblas, sedangkan osteoklas bertanggung jawab untuk resorpsi tulang.

Pembentukan tulang terjadi terutama pada masa pertumbuhan. Pembentukan dan resorpsi tulang seimbang pada orang berusia antara 30 dan 40 tahun. Ketika wanita mencapai menopause dan pria mencapai usia 60 tahun, keseimbangan ini mulai terganggu dan resorpsi tulang terstimulasi.

Faktor Penyebab Osteoporosis Dan Patah Tulang, Kenali Pengobatannya

Kelainan pergantian tulang terjadi pada osteoporosis. Artinya resorpsi tulang lebih banyak terjadi dibandingkan pembentukan tulang (bone building).

Meningkatnya proses resorpsi tulang dalam kaitannya dengan pembentukan tulang pada wanita pascamenopause antara lain disebabkan oleh kurangnya hormon estrogen yang selanjutnya merangsang pelepasan mediator yang mempengaruhi aktivitas osteoklas yang berfungsi sebagai sel resorpsi tulang.

Oleh karena itu, yang berperan langsung dalam berkembangnya osteoporosis adalah jumlah dan aktivitas osteoklas yang menyerap tulang, yang dipengaruhi oleh mediator yang kemunculannya dipengaruhi oleh kadar estrogen.

Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis

Perkembangan osteoporosis seluler disebabkan oleh jumlah dan aktivitas osteoklas melebihi jumlah dan aktivitas osteoblas (sel pembentuk tulang). Keadaan ini berakibat pada penurunan massa tulang.

Osteoporosis: Penyakit Segala Usia, Jangan Disepelekan

Dalam kondisi normal, estrogen yang bersirkulasi mencapai osteoblas dan bekerja melalui reseptor di sitoplasma sel ini untuk mengurangi sekresi sitokin seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), dan sitokin tumorigenik. . Necrosis factor-alpha (TNF-α) adalah sitokin yang bekerja pada resorpsi tulang. Sementara itu, estrogen meningkatkan sekresi transforming growth factor beta (TGF-β), satu-satunya faktor pertumbuhan yang menarik osteoblas ke dalam rongga tulang yang diserap oleh osteoklas. Osteoblas adalah sel target utama estrogen, yang mensekresi beberapa faktor pertumbuhan dan sitokin, seperti disebutkan di atas, meskipun mereka juga dapat mempengaruhi osteoklas secara tidak langsung atau langsung.

Estrogen, suatu hormon steroid seks, berperan sangat penting dalam metabolisme tulang dan mempengaruhi aktivitas osteoblas dan osteoklas, termasuk terutama mengatur produksi faktor parakrin oleh osteoblas, sehingga menjaga keseimbangan kerja kedua sel tersebut.

Seperti disebutkan di atas, osteoblas memiliki reseptor estrogen alfa dan beta (ERα dan ERβ) di sitoplasmanya. Selama diferensiasi, osteoblas mengekspresikan reseptor beta (ERβ) 10 kali lebih banyak dibandingkan reseptor estrogen alfa (ERα).

Dalam penelitian pada hewan, defisiensi estrogen menyebabkan osteoklastogenesis dan pengeroposan tulang. Namun, ketika estrogen diberikan, pembentukan tulang dilanjutkan dan produksi IL-1, IL-6 dan TNF-α menurun, dan produksi M-CSF dan RANK juga menurun. -ligan (peringkat-l).

Konsumsi Makanan Yang Dapat Mencegah Osteoporosis

Di sisi lain, estrogen menstimulasi ekspresi osteoprotegerin (OPG) dan mentransformasikan faktor pertumbuhan-β (TGF-β) pada osteoblas dan sel stroma, selanjutnya menghambat resorpsi tulang dan meningkatkan apoptosis osteoklas.

Induksi fungsi seluler oleh berbagai faktor yang sangat kompleks dan beragam regulasinya, hingga saat ini, sebagian besar masih belum diketahui. Sitokin, ligan, atau hormon yang dapat menghambat atau menstimulasi fungsi sel bergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat aktivasi sel, sinyal yang mengaktifkannya, dan waktunya, seperti sel makrofag.

Oleh karena itu, tingkat aktivasi sel stroma osteoblastik bergantung pada kontak antara reseptor dan ligan. Salah satu fungsi estrogen adalah merangsang ekspresi gen dan produksi protein pada osteoblas manusia, seperti produksi OPG, RANK-L dan IL-6.

Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Osteoporosis

Efek biologis estrogen dimediasi oleh reseptor osteoblas, termasuk reseptor terkait reseptor estrogen α (ERRα) dan reseptor estrogen α, β (ERα, ERβ). Subtipe reseptor ini mengatur homeostatis tulang dan berperan dalam osteoporosis.

Faktor Penyebab Osteoporosis

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan estrogen untuk mengatur produksi sitokin sangat bervariasi antar organ, spesies, dan produksi IL-6. Telah terbukti bahwa produksi IL-6 pada osteoblas manusia dan sel stroma sumsum tulang manusia tidak secara langsung diinduksi oleh steroid ovarium, namun diinduksi oleh IL-1 dan TNFα.

Oleh karena itu, sel stroma osteoblastik dan osteoblas mungkin memiliki tingkat aktivasi seluler yang berbeda dan oleh karena itu terdapat perbedaan dalam produksi protein yang dihasilkannya (misalnya, IL-6, RANK-L dan OPG). Stimulus yang sama.

Dalam penelitian pada hewan, defisiensi estrogen menyebabkan peningkatan osteoklastogenesis dan pengeroposan tulang selanjutnya. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian estrogen. Defisiensi estrogen menyebabkan peningkatan produksi IL-1, IL-6 dan TNF-α serta tambahan produksi M-CSF dan RANK-L. Selain itu, RANK-L menginduksi aktivitas JNK1, protein aktivator osteoklastogenik-1, dan faktor transkripsi c-Fos dan c-Jun.

Estrogen juga merangsang ekspresi OPG dan TGF-β oleh osteoblas dan sel stroma, yang berfungsi menghambat resorpsi tulang dan mendorong/merangsang apoptosis osteoklas (lihat Gambar 1).

Osteoporosis: Penyebab, Gejala, Dan Pengobatannya

Gambar 1. Pengaruh estrogen dan sitokin terhadap regulasi pembentukan osteoklas, aktivitas dan proses apoptosis. Efek stimulasi estrogen ditunjukkan dengan E (+), dan efek penghambatan ditunjukkan dengan E (-).

Oleh karena itu, estrogen mempengaruhi osteoklas dan dapat melakukannya secara langsung atau tidak langsung.

Yang menyebabkan osteoporosis, apa yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal, faktor yang menyebabkan osteoporosis, apa yang menyebabkan terjadinya ambeien, apa yang menyebabkan terjadinya kanker serviks, apa yang menyebabkan terjadinya batu ginjal, makanan yang menyebabkan osteoporosis, apa penyebab terjadinya osteoporosis, apa yang menyebabkan terjadinya penyakit stroke, apa yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih, apa yang menyebabkan osteoporosis, bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit sifilis

Leave a Comment